Kamis, 04 Maret 2010

PERANAN GIZI PADA PENYAKIT DEGENERATIF.

PERANAN GIZI PADA PENYAKIT DEGENERATIF

PENDAHULUAN

A. DIABETES MELITUS

Diabetes melitus sering di sebut juga sebagai the great imitator, karna penyakit ini dapat mengenai semua organ tubuh dan menimbulkan berbagai macam keluhan.DM dapat timbul secara perlahan sehingga pasien tidak menyadari akan adanya perubahan seperti minum yang menjadi lebih banyak,buang air kcil atau pun barat badan yang menurun.

Gejala gejala pada DM merupakan akibat dari adanya ketidak seimbangan dalam metabolisme,hidrat arang ,protein lemak dengan produksi ataupun fungsi hormon insulin. DM ini terjadi akibat terjadinya gangguan mekanisme kerja insulin, sehingga guladarah yang ada di dalam tubuh tidak dapat di netralisir. Gizi juga dapat menunjukkan peran nya dalam terjadinya diabetes melitus dalam dua arah yang berlawanan. Gizi lebih yang merupakan petunjuk umum peningkatan taraf kedejahteraan perorangan, memperbesar kemungkinan manifestasi DM terutama paa mereka yang memang di lahirkan engan bakat tersebut. Pada keadaaan demikian gejala DM dapat di atasi dengan pengaturan kembali keseimbangan metabolisme zat gizi dalam tubuh dengan masukan zat gizi melalui makanan.

Sebalinya, gizi buruk pada masa pertumbuhan atau intake bahan makan yang mengandung racun seperti cyanida, dapat menimbulkan gangguan pada proses pertumbuhan dan perkembangan jaringan kelanjar pangkreas.

  1. PERANAN GIZI PADA IDDM

IDDM adalah tipe DM yang jarang di temui di antara masyarakat ari berbagai suku bangsa antara lain di daerah asia dan pasifik. Gamble (1980 ) mengemukakan bahwa saat mula terjadi nya DM yang bersifat musiman menunjukan adanya kaitan dengan penyakit infeksi. Hal ini melahir kan hipotesa yang mengatakan bahwa penyakit infeksi merupakan agen pemercepat

terjadinya kerusakkan jaringan pangkreas, sehingga tidak mampu memproduksi insulun dalam jumlah yang di butuhkan.

  1. PERANAN GIZI PADA NIDDM

Kemajuan suatu daerah yang di tandai oleh peningkatan daya beli serta perubahan gaya hidup masyarakaya yang bersagkutan. Kemudahan-kemudahan dalam memperoleh bahan makanan yang memenuhi selera akan mempercepat terjadinya ketidak seimbangan antara masukakn gizi melalui gizi makanan dengan jumlah yang di butuhkan untuk mempertahankan hidup sehat. Peningkatan efisiensi tenaga fisik dengan pemamfaatan peralatan mekanik sebagia dampk positif kemajuan, di ikuti oleh penurunan kegiatan fisik individu yang bersangkutan yang menjadi awalnya obesitas.

Sesuai dengan klasifikasinya, penanganan NIDDM tidak memerlukan insulin, dengan pengaturan kembali keseimbangan antara masukan zat gizi terhadap kebutuhan dan kemampuan jaringan tubuh,gejala DM akan teratasi.

Pada orang dewasa makanan yang di makan di maksudkan untuk mensuplai zat gizi yang di butuhkan oleh tubuh. Kelebihan jumlah energi yang di makan akan di simpan dalam bentuk lemak tubuh. Makin tinggi jumlah kelebihan energi makin besar jumlah cadangan lemak yang akan memperbesar ukuran tubuh seseorang.

Pemecahan lemak tubuh yang berlangsung terus menerus akan menurunkan besarnya ukuran tubuh yang bersangkutan. Prose pembentukan cadangan dan penguranagan cadangan dengan rentang variasi yang luas dan terjadi berulang kali suatu saat akan tidak berlangsung dengan sempurna, sehingga timbul gejala ketidak seimbangan metabolisme seperti halnya pada diabetes melitus.

Interaksi antara gizi, aktivitas fisik dan ukuran tubuhbersifat kompleks, dan akan sulit membedakan apakah mekanisme faktor tang satu lebih menonjol di bandingkan denganyang lain, terutama dalam kehidupan sehari-hari.

  1. METABOLISME ZAT-ZAT GIZI PADA DIABETES MELITUS

Metabolisme basal ( MB ) pada DM iasanya tidak banyak berbedadari orang normal, kecuali pada keadaan yang parah dan tak terkendali. Pada keadaan puasa lkadar glukosa darah yang normal adalah 70-90 per 100 ml. Pada diabetes yang berat angka tersebut dapat mencapai 400 mg per 100 ml atau lebih.

Sebagai akibat ketidak normalan metabolisme hidart arang, protein akan di manfaatkan untuk memenuhi kebutahan zat gizi tubuh melalui proses deaminasi asam amino. Pemecahan protein tersebut akan menyababkan meningkatan glukosa darah dan pembakaran asam lemak yang tidak lengkap.

  1. KEBUTUHAN ZAT GIZI PADA PENDERITA DM

Perencanaan makan hendaknya dengan kandungan gizi yang cukup dan di sertai pengurangan total lemak terutama lemak jenuh.pengtahuan porsi makanan sedemikian rupa,sehingga asupan gizi dapat tersebar sepanjang hari. Penurunan berat badan ringan atau sedang,sudah terbkti dapat meningkatkan kontrol diabetes, walaupun berat badan idamna todak di capai.

Kebutuhan zat gizi dapat di uraikan :

a. Protein

Hanya sedikit data ilmiah untuk membuat rekomdasi yang kuat tentang asupan protein orang dengan diabetes. ADA pada saat ini menganjurkan mengkonsumsi 10% sampai 20% energi dari protein total. Menurut konsensus pengelolaan diabetes di indonesia untuk kebutuhan protein orang dengan diabetes adalah 10-15% energi. Dan perlu penurunan asupan protein menjadi 0,8 g/kg perhari atau 10% dari kebutuhan energi dengan timbulnya nefropati pada orang dewasa dan 65% hendaknya bernilai biologi tinggi.

b. Total lemak

Asupan lemak dianjurkan <>

c. Lemak jenuh dan kolesterol

Tujuan utama pengurangan konsumsi lemak jenuh dan kolesterol adalah untuk menurunkan resiko penyakit kardiovaskuler. Oleh karna itu <>

d. Karbohidrat dan pemanis

Rekomendasi tahun 1994 lebuh menfokuskan pada jumlah total karbohidrat dari pada jenisnya. Rekomendasi untuk sukrosa lebih liberal, menilai kembali fruktosa dan lebih konservatif untuk serat. Buah dan susu terbukti mempunyai respon glikemik menyerupai roti, nasi dan kentang. Anjuran konsumsi karbohidrat untuk orang degan diabetes di indonesia adalah 60-70 % energi.

e. Sukrosa

Bukti ilmiah menunjukkan bahwa penggunaan sukrosa sebagai bagian dari perencanaan makan tidak memperburuk kontrol glukosa darah pada iondividu dengan diabetes tipe 1 dan 2. mengkonsumsi makanan yang bervariasi memberikan lebih banyak zat gizi dari makanan dengan sukrosa dengan satu-satunya zat gizi.

f. Pemanis

· Fruktosa menaikkan glukosa plasma lebih kecil dari pada sukrosa dan kebanyakannya karbohidrat jenis tepung-tepungan . dalam hal ini, frutosa dapat memberikan kaeuntungan sebagai bahan pemanis pada diet diabetes. Namun demian karna pengaruh penggunaan dalam jumlah besar ( 20% energi ) yang potensial merugikan pada kolesterol dan LDL , fruktoa tidak seluruhnya menguntungkan sebagai bahan pemanis untuk orang dengan diabetes.

· Sorbitol, mannitol dan xylitol adalah gula alkohol biasa yang menghasilkan respon glikemik lebih rendah dari pada sukrosa dan karbohidrat lain,penggunaan secara berlebuhan dapat mempunyai pengaruh laxatif.

· Sakarin, aspartman, acesulfame adalah pemanis tak bergizi yang dapat di terima sebagai pemanis pada semua penderita DM

g. Serat

Rekomdasinya sama dengan orang yang tidak menderita DM. Di anjurkan mengkonsumsi 20-35 gr seraaat makanan dari berbagai sumber bahan makanan dengan mengutamakan serat larut.

h. Natrium

Anjurkan tidak lebih dari 3000 mg , sedangkan bagi yang menderita hipertensi ringan sampai sedang, di anjurkan 2400 mg natrium per hari.

  1. PRINSIP PERENCANAAN MAKAN DENGAN DIABETES DI INDONESIA

a) Kebutuhan kalori

Kebutuhan kalori sesuai ntuk mencapai dan mempertahankan berat badan ideal komp[osisi energi adalah 60-70 % dari karbohidrat, 10-20% dari lemak.

Faktor- faktor yang menentukan kebutuhan kalori :

· Jenis kelamin

Kebutuhan kalori wanita lebih kecil di banding pria,untuk ini dapat di pakai angka 25 kal/kg BB untuk wanita dan angka 30 kal/kg untuk pria.

· Umur

pada bayi dan anak-anak kebutuhan kalori jauh lebih tinggi dari pada orang dewasa.

· Aktivitas fisik atau pekerjaan.

Jenis aktivitas yang berbeda membutuhkan kalori yamg berbeda pula.

· Kehamilan / laktasi

Kehamilan di perlukan tambahan 150 kal/hari dan pada trimester II dan III 350 kal/hari. Pada waktu laktasi diperlukan tambahan sebanyak 550 kal/hari.

· Adanya nya komplikasi ,infeksi.

Trauma atau operasi yang menyebabkan kenaikan suhu memerlukan tambahan kalori sebesar 13% untuk tiap kenaikan 1 derajat celcius.

· Bert badan

Bila kegemukan / terlalu kurus,di kurangi / di tambah sekitar 20-30% bergantung kepada tingkat/kekurusan.

b) Gula

Gula dan produk-produk lain dari gula di kurangi, kecuali pada keadaan tertentu , misal nya pada pasien dengan diet protein dan yang mendapat makanan cair, gula lebih di berikan untuk kebutuhan kalori, dalam jumlah terbatas.

c) Standar diet DM

Untuk perencanaan pola makan sehari, pasien di beri petunjuk berapa kebutuhn bahan maakanan setiap kali makan dalam sehari dalam bentuk penukar, dapat di susun menu makanan sehari-hari.

d) Daftar makanan penukar.

Di kelompok kan menjadi 8 kelompok bahan makanan yaitu :

· Gelombang 1 : bahan makanan sumber karbohidrat

· Gelombang 2 : bahan makanan sumbet protein hewani

· Gelombang 3 : bahan makanan sumber protein nabati.

· Gelombang 4 : sayuran .

· Gelombang 5 : buah-buahan

· Gelombang 6 : susu.

· Gelombang 7 : makanan tampa kalori.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

silahkan masukan coment anda freind, baik positif maupun negatif.cZ itu sngat bermanfaat bagi saya.
Thnks.